Selasa, 25 Februari 2014

Aku Bukan Kamu


Bahagianya menjadi diriku sendiri, bagian yang paling menakutkan dan menyulitkan adalah  menerima diri sendiri secara utuh. Pasti pernah kan merasakan sebal dengan diri sendiri, karena pendapat sering dilecehkan orang lain, merasa orang lain lebih beruntung dibandingkan diri sendiri, tidak pede dengan penampilan dan masih banyak yang lainnya.

Di Korea, banyak sekali orang yang kecewa dengan penampilannya sendiri, sehingga banyak orang memilih oprasi plastik atau mengikuti segala macam trend agar lebih cantik, menarik, lebih diterima, dan berpeluang mendapatkan rezki yang bagus. Operasi plastik bahkan menjadi hadiah ulang tahun para orang tua di Korea untuk anak-anaknya. OMG!
Terkadang aku merasa tidak bahagia dengan diriku sendiri. Sering merasa minder, nggak pede dll... Hj. Fitriani F.S. Msi. Psi mengatakan  bahwa seseorang tidak puas dengan dirinya karena ideal self atau diri yang diidealkan tidak sesuai dengan kenyataan. Pembentukan ideal self ini sejak kecil sangat besar dipengaruhi oleh nilai-nilai keluarga dan respons lingkungan. Akibat dari ideal self tidak singkron dengan actual  self, menimbulkan ketidakbanggaan dan ketidakpercayaan pada diri sendiri. Itulah mengapa faktor luar sepertinya dominan mengiring diri untuk bahagia atau tidak, padahal sebetulnya fondasi dari dalam diri sendirilah yang tidak terbangun sempurna. Kegelisahan yang terus terjadi didalam diri, sehingga sulit mentransferkan rasa kebahagiaannya ke lingkungan, jadi akan banyak orang yang mencap kita orang yang mudah bete, nah itulah tanda-tanda bahwa kita belum bisa menerima diri kita apa adanya.

Sadarilah bahwa adanya kebahagiaan dan kekecewaan itu kitalah yang akan memilih dan menentukannya. Kita yang harus memutuskan apakah harus larut dalam bahagia karena suatu hal atau terprosok dalam kecewa karena hal lain. Semua kendali ada dalam diri kita sendiri.

Ada sebuah cerita, Suatu hari Nasrudin mencari sesuatu di halaman rumahnya. Berjam-jam ia mencarinya di halaman yang penuh pasir gurun. Dia mencari jarum. Karena iba, tetangganya ikut membantu tetapi tidak ketemu juga.

“Jarumnya jatuh disebelah mana?” tanya sang tetangga

“Didalam rumah.” Jawab Nasrudin

“Kalau jatuh di dalam kenapa kamu mencarinya di luar rumah?”

“Karena di dalam rumah gelap sedangkan di luar terang.” Jawab Nasrudin tanpa merasa bersalah.

Nah begitulah gambaran kita, sering mencari kegembiraan di luar diri kita, melalui harta, popularitas, jabatan. Padahal sumber kebahagiaan itu terdapat di dalam diri kita sendiri. Buat apa mencari jauh-jauh jika kebahagiaan itu sumbernya ada di dalam hati. Iyaa di dalam hati.

0 komentar:

Posting Komentar